KAJIAN KEAGAMAAN-(KAJIAN KRISTEN#1)
Tema Kajian : “MELEPAS KEKHAWATIRAN AKAN MASA DEPAN“
Jumat, 22 Desember 2023
Khawatir (worry) berbicara tentang segi kognitif atau berpikir tentang masalah atau ketakutan yang menyebabkan rasa takut itu. Khawatir adalah berpikir tentang hal-hal di depan yang menciptakan perasaan cemas. Khawatir ada proses berpikir. Berpikir hal-hal yang membangunkan ketakutan akan mencuri sukacita kita.
Takut (fear) adalah respon emosi terhadap suatu ancaman yang benar-benar ada, misalnya penyakit berat yang dialami, atau ancaman yang dibayangkan, misalnya membayangkan mengalami Covid-19 dan dirawat di rumah sakit. Dengan berpikir ancaman-ancaman itu menimbulkan perasaan negatif takut itu. Dan ini akan mencuri waktu kita sekarang karena ketika kita merasa takut bisa menyebabkan kita kehilangan kekuatan untuk menikmati dan melakukan hal-hal yang perlu kita lakukan sekarang.
Kecemasan adalah antisipasi terhadap ancaman-ancaman ke depan ditandai dengan kegelisahan mendalam. Misalnya cemas kapan Covid-19 akan selesai, akan kehilangan pekerjaan, akan mengalami gangguan kesehatan, dsb. Ketika kita cemas, dia akan mencuri damai kita.
Solusi dalam mengatasi kekhawatiran akan masa depan yaitu sebagai berikut :
1. Belajar Menerima Situasi
Para psikolog berpendapat bahwa menerima situasi yang sering ditolak misalnya keadaan buruk adalah cara terbaik untuk mampu memulai mengurangi rasa kuatir. Dalam hal ini khususnya anak-anak Tuhan bukanlah hal yang sukar untuk dilakukan. Karena orang yang mengenal Dia tahu bahwa situasi yang menghawatirkan sekalipun tidak berarti bahwa Allah sedang meninggalkan umat-Nya. Tetapi justru anak-anak Allah tahu kepada siapa ia datang. Yah.. memang tidak mudah untuk memutar balik perasaan kita, akan tetapi ini juga adalah bagian daripada proses anak-anak Tuhan untuk semakin dewasa dalam menyikapi segala setuatu bahwa kemungkinan masalah besar yang akan terjadi.
2. Berharap kepada Allah
Berharap’ adalah kata klasik yang sangat sering digunakan oleh orang-orang Kristen untuk menantikan sesuatu yang lebih baik dalam hidupnya. Tak hanya orang kristen tetapi mereka yang memiliki ideologi sekuler. Berharap adalah sikap terbaik tanpa harus menguras energi dan memperburuk suasana, karena berharap adalah salah satu usaha kognitif untuk menerima sesuatu yang lebih baik. Dalam hal ini orang Kristen adalah ahli dalam berhapa, suka menaruh harap tekhususnya kepada Tuhan. Namun tak jarang pula orang kristen yang sebelumnya berhadap tetapi oleh karena goncangan dan kekhawatiran membuat pengharapannya pudar melemah, bahkan berhenti berharap (hopeless). Untuk menemukan kembali sikap ini, kita perlu datang kembali sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk memperbaiki sikap hati kita yang mulai dingin kepada Tuhan, melalui firman dan hikmat yang Ia berikan dapat menolong kita untuk berdamai kembali dengan diri kita.
Hal ini kiranya tidak dapat dipandang sepele tetapi lebih baik secepatnya datang kepada Tuhan dengan doa, nyanyian pujian, serta membaca firman Tuhan sebagai sumber kekuatan kita.
Nyatakanlah segala hal keinginanmu, apapun yang kita inginkan untuk kita raih dari Tuhan, mari jangan berhenti berharap. Yang terbaik akan Tuhan sediakan bagi kita.
3. Mengucap Syukur
Dalam ajaran kekristenan mengucap syukur adalah cara terbaik untuk menerima segala hal atau apapun yang kita alami. Mulai dari yang terburuk sampai yang terbaik. Tindakan mengucap syukur membuat disukai Allah, karena hal ini tandanya bahwa kita mengharagai setiap kehidupan kita bahkan situasi yang buruk sekalipun. Allah akan sangat menyukai pribadi-pribadi yang mengucap syukur untuk kemudian berkat-berkat Tuhan akan dialirkan kembali kepada kita.
Lebih lanjut, tak lupa bahwa mengucap syukur ini kita bahwa dalam doa dan permohonan-permohonan kita kepada Allah, kita anak-anakNya akan sangat dikasihi dan memberikan keadamaian dan jalan keluar untuk setiap masalah-masalah kita.
4. Siap Menerima Berkat
Melaui Doa dan permohonan disertai dengan ucapan syukur, serta tanpa rasa kuatir, takut, dan cemas maka Allah sendiri akan memelihara hati dan pikiran kita untuk tertuju kepada Dia. Dengan demikian, kita sebagai anak-anaknya siap untuk mendapat berkat yang tak terduga dan sangat jauh melebihi kekhawatiran kita. Ia berkata Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.