BINCANG LITERASI #1: Tantangan Literasi Bagi Generasi Muda
Bincang literasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari program kerja Kelompok Khusus Perpustakaan HMS FT-UH yaknik CIVIL BOOK FAIR 2022 yang bertujuan untuk memperluas wawasan dan meningkatkan literasi anggota HMS FT-UH. Bincang literasi ini dilaksanakan sekali dalam sebulan mulai dari bulan Desember 2021 hingga bulan puncak pada Maret 2022. Pada kegiatan bincang literasi kali ini dilaksanakan dengan mengangkat tema “Tantangan Literasi Bagi Generasi Muda” yang dibawakan oleh Kanda Andi Riyad Absehar (C’18).
Literasi, menurut KBBI adalah kemampuan menulis dan membaca. Namun, pemaknaan literasi sebenarnya memiliki pemahaman yang lebih kompleks dan dinamis, tidak hanya terpatok pada kemampuan membaca dan menulis. Dalam bahasa latin, istilah literasi berasal dari kata literatus, yakni orang yang belajar. National Institute for Literacy, memberikan pemahaman bahwa literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Pemahaman ini memposisikan literasi secara kontekstual lingkungan. Tidak hanya terbatas pada membaca dan menulis, tetapi juga dalam hal bagaimana seseorang dapat merespon lingkungan sekitarnya. Jadi dapat disimpulkan, bahwa saat ini, masih banyak yang beranggapan bahwa literasi hanya terbatas pada membaca dan menulis. Padahal jika dilihat dari penjelasan yang diberikan oleh organisasi maupun istitusi dunia, literasi memiliki artian yang luas.
Berbicara mengenai generasi muda, mungkin kita hanya akrab dengan sebutan generasi milenial saja. Tapi, di bawah generasi milenial masih ada generasi Z atau Zomer dan juga generasi Alpha. Secara umum, generasi milenial adalah generasi yang lahir pada tahun 1981-1995. Lalu, generasi Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1995 hingga awal tahun 2010-an. Terakhir, generasi alpha, generasi ini lahir pada abad 21, atau sekitar tahun 2010-an hingga saat ini. Dimulai sejak generasi milenial, perangkat keras seperti komputer, smartphone, gadget, video games, dan juga internet, sudah mulai booming, lalu berlanjut hingga sekarang. Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula peran digital di dunia ini. Generasi Z sendiri bahkan disebut pula sebagai generasi pertama yang ‘terlahir digital’, lalu untuk generasi alpha merupakan generasi yang sudah sangat akrab dengan teknologi digital. Semakin meningkatnya intensitas penggunaan teknologi digital, semakin berkurang pula minat literasi bagi generasi masa kini. Pada zaman era digital seperti sekarang ini, literasi menjadi tantangan tersendiri bagi para generasi muda. Di mana, literasi bukan lagi hanya sekadar kegiatan membaca sebuah buku, namun lebih luas dan berkembang seperti literasi digital, litarasi keuangan, literasi media, dan literasi lainnya. Tantangan bagi generasi masa kini dalam era digital adalah kemampuan dalam meyera, mengembangkan, dan mengelola informasi tersebut.
Pada tahun 2045 mendatang, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif. Hal ini dicanangkan bahwa Indonesia pada tahun 2045 akan menjadi negara maju, mandiri, makmur, dan adil. Jadi untuk menghadapi fenomena ini, peningkatan literasi bagi generasi muda sangat berpengaruh terhadap kualitas dari bonus demografi yang dicanangkan tersebut.