ADAPTIF #5
ADAPTIF #5
Problem Solving dan Decision Making di Era Disrupsi oleh Kanda Muhammaad Fikri Pratama (Ketua Umum BE HMS FT-UH Periode 2021/2022)
Masalah dapat dikatakan sebagai bunga kehidupan bagi manusia begitu pula dengan organisasi, terkadang tanpa masalah kehidupan akan menjadi hambar dan kurang menarik. Apapun bentuk dari masalah yang telah dihadapi, setiap masalah perlu diselesaikan agar tidak menghambat roda dari perjalann hidup kita ataupun dapat dikatakan roda dari perjalann hidup organisasi. Masalah yang tidak dapat ditangani dengan semestianya dalam organisasi akan menjadi pengaruh bagi kehidupan perjalann organisasi kedepannya. Dalam hal penyelesaian masalah dapat memunculkan masalh baru, maka dengan itu masalah perlu dianggap sebagai tantangan dan peluang yang memungkinkan organisassi datang pada jalan keluar (solusi) yang baru, dengan adanya masalah ini dapat membuat anggota organisasi dapat belajar sesuatu yang baru dan belum dikenal sebelumnya. Lebih diketahui lagi bahwa masalah adalah suatu hal yang tidak bisa dipungkiri kapan dan bagaimana masalah itu bisa terjadi, maka dengan itu dengan adanya masalah ini organisasi ataupun anggota organisasi bisa belajar banyak dengan menghadapi masalah ini untuk mendapatkan solusinya.
Terkait dengan tema yang dibawakan di adaptif 5 ini, perlu diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Problem Solving, Decision Making dan Era Disrupsi dan apa hubungan dari ketiga ini?
Problem solving merupakan cara mengidentifikasi dan menemukan solusi efektif untuk mengatasi masalah, Decision Making adalah serangkaian langkah pengambilan keputusan untuk menetapkan pilihan atau tindakan terbaik. Sementara Era Disrupsi adalah era dimana terjadi perubahan atau lompatan besar yang berusaha mengubah system/tatanan, Dalam hal ini Era Disrupsi yang dimaksudkan adalah HMS FT-UH yang kini mulai mendapatkan campur tangan oleh pihak luar dan berusaha mengambil kendali dengan mengubah system serta tatanan yang sudah ada maka dari itu dengan adanya msalah ini, Problem Solving dan Decision Making diperlukan sebagi bekal dalam mengatasi kesulitan atau perubahan yang sekrang terjadi.
Dalam mengambil keputusan ada hal-hal yang perlu dijadikan pertimbangan, dalam organisasi pertimbangan itu dilihat dari bagaimana kondisi internal dan eksternal dari suatu organisasi, Menurut kader yang sempat hadir hal- hal yang membuat mereka takut akan mengambil keputusan adalah mereka takut apabila keputusan yang di ambil itu tidak benar, dan tidak dapat sesuai dengan keinginan. Dalam Problem Solving memiliki Langkah-langkah. Pertama Kita Mengedintifikasi masalah itu muncul apakah karena eksternal atau internal diri sendiri, kedua Brainstorming, setelah diidentifikasi kini kita identifikasi bagaiamana masalah ini muncul setelah itu ada Selection, ketika telah diidentifikasi kenapa dan apa penyebab dari masalah ini muncul selanjutnya kita mencari apa pilihan dari maslahnya yang kemungkinan bisa dijadikan solusi dari masalah yang ada. Decision Making akan menjadi hasil atau bentuk pertimbangan dari hal hal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Menurut Kanda Muhammad Fikri Pratama “Tidak semua solusi bisa sesuai dengan kemauan diri sendiri terkadang ada hal yang perlu dibenturkan sedikit agar diri bisa menerima keadaan, seperti dari pelajaran jangan menyalahkan keadaan agar kita bisa mencari solusi yang relevan dengan kondisi yang telah terjadi”. Perlu diketahui juga bahwa dalam Problem solving-Decision Making memiliki negosiasi ditengahnya itu adalah solution antara kedua belah pihak. , selama ini kita sering merasa kita orang yang benar dan yang melakukan adalah orang yang salah namun tidak selamnya keadaan seperti itu.
Dalam Hal ini dapat dikatkan bahwa Organisais sangat membutuhkan Problem Solving-Decision Making, pada umumnya untuk memahami dengan benar peranan pemecahan msalah dalam hal berorganisasi, Maksudnya disini kita dapat mengenali setiap masalah penting dan mencari jalan keluar terbaik untuk setiap masalah tersebut serta didukung oleh pengetahuan dan keterampilan yang memadai, selain itu diperlukan juga suatu komitmen mewujudkannya lewat pengambilan keputusan yang dilaksanakn dengan benar dan sungguh-sungguh di dalam kehidupan organisasi. Maka dengan itu, organisasi dapat ditata dan dikelola dengan baik dan pada akhirnya memiliki kinerja organisasi yang memuaskan.