Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the happy-elementor-addons domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/hmsftuhc/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the premium-addons-for-elementor domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/hmsftuhc/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the tpebl domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/hmsftuhc/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
PROGRESIF#2 (Proaktif terhadap Stigma dan Isu secara Interaktif) – HMS FT-UH
ARTIKEL,  KETUA I,  PROGRAM KERJA

PROGRESIF#2 (Proaktif terhadap Stigma dan Isu secara Interaktif)

Tema Kajian : “DIKOTOMI MINDSET: FIXED MINDSET vs GROWTH MINDSET”

Pemateri: Kanda Nurmansyar Sikande C’20

Jumat,19 Januari 2024

Mindset atau dalam Bahasa Indonesia berarti Pola Pikir atau Kerangka Berfikir, secara definitif mindset didefinisikan sebagai kumpulan pemikiran berupa persepsi diri atau teori diri yang diyakini sehingga mempengaruhi cara seseorang berfikir, memandang sesuatu bahkan berprilaku. Mindset merupakan pola pikir yang bekerja dalam alam bawah sadar seseorang, hal ini mempengaruhi bagaimana seseorang mengambil tindakan jika dihadapkan dengan berbagai situasi  yang kemudian akan berdampak pada bagaimana seseorang mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya, mindset dalam hal ini dapat menjadi kekuatan atau mungkin malapetaka di sisi berlawanan. 

Setiap orang pada dasarnya memiliki mindset atau pola pikir yang berbeda beda akan tetapi terdapat pendikotomian mindset yang membagi mindset atas dua kelompok besar yaitu Fixed Mindset dan Growth Mindset. Lalu timbul pertanyaan,

Apa perbedaan Fixed Mindset dan Growth Mindset?

Dalam forum diskusi yang telah dilakukan, Kanda Nurmansyar Sikande memberi contoh untuk memberikan gambaran terkait perbedaan dari kedua mindset tersebut, misalkan seseorang mengikuti sebuah kompetisi atau olimpiade kemudain berakhir dengan kekalahan, kekalahan dan kegagalan tentunya memberikan pengalaman yang kurang mengenakkan, namun terdapat perbedaan respon dalam menghadapi kekalahan antara seseorang dengan fixed mindset dan seseorang dengan growth mindset. Seseorang dengan fixed mindset merasa bahwa kekalahan dan keberhasilan merupakan pembuktian dari kemampuan mereka, keberhasilan membawa optimisme kepada mereka sementara kegagalan membawa pesimisme yang menandakan ketidakmampuan diri. Disisi berlawanan growth mindset tidak melabeli “kemampuan diri” mereka berdasarkan penapaian yang didapatkan sehingga seseorang dengan growth mindset menanggapi kekalahan sebagai faktor pendorong untuk belajar dan berusaha meningkatkan kemampuan diri.

            Secara sederhana, fixed mindset meyakini bahwa intelegensi, bakat, dan kemampuan merupakan hal yang bersifat tetap (fix) dan dipengaruhi oleh faktor genetik, sedangkan seseorang dengan growth mindset melihat bahwa bakat dan kemampuan merupakan hal yang dapat dikembangkan/berkembang seiring berjalannya waktu dengan kerja keras dan ketekunan.

Kanda Nurmansyar Sikande membagikan ….. terkait kurva palteu yang dibagi atas 4 fase, slow proses (pengenalan/mulai belajar) à Increast prosess (Penambahan pengetahuan secara sadar)àPlateau(Kejenuhan/stagnansi), seseorang dengan fixed mindset lebih cepat mengalami learning plateau atau kejenuhan dalam belajar dibandingkan dengan seseorang dengan growth mindset karena ketika dihadapkan pada kesulitan dalam prosesnya mereka akan berhenti dan beranggapan bahwa mereka tidak “berbakat”(malas bertumbuh).

Lalu, Mindset manakah yang sebaiknya di adopsi oleh Kader HMS FT-UH?

Dari penjelasan diatas, jelas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pola pikir berkembang (growth mindset) lah yang diharapkan dapat di adopsi dan di implementasikan oleh kader HMS FT-UH. Dalam konteks organisasi, kader merupakan penggerak dan nyawa sebuah organisasi, keberlangsungan HMS FT-UH hari ini berada di tangan kadernya hari ini, esok, dan dihari yang akan datang.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Departemen Penelitian dan Pengembangan mengangkat kasus terkait “budaya dan Kesuksesan Organisasi bergantung pada Mindset Individu dalam organisasi tersebut” dalam focus grup discussion yang telah dilakukan, hasilnya bermuara pada kesimpulan bahwa mindset personalia dalam organisasi dapat berpengaruh dalam pembentukan budaya dan Bagaimana organisasi berorientasi dalam mencapai tujuannya.

Bagaimana Mindset Individu dalam organisasi dapat mempengaruhi budaya dan kesuksesan organisasi?

Dalam FGD terdapat beberapa pendapat berkembang, Misalkan organisasi (HMS FT-UH) dihuni “dominan” oleh orang-orang yang memiliki pola pikir tetap (fix mindset), organisasi akan mengalami progress yang stagnan dan minim inovasi, mereka hanya akan melanjutkan apa saja hal yang telah ada sebelumnya dan menjadi sebuah budaya secara turun-temurun, individu dalam organisasi yang mengadopsi fixed mindset akan berorientasi pada hasil akhir tidak pada prosess sehingga mereka menghindari dalam mengambil tantangan dan berinovasi karena takut gagal dan mendapatkan penilaian buruk. Namun jika HMS didukung oleh orang orang yang mengadopsi pola pikir berkembang (growth mindset) maka organisasi akan berusaha untuk terus berkembang dan berinovasi, lebih berfikir terbuka terhadap perkembangan dan informasi serta selalu berupaya membenah. Orang dengan growth mindset memandang usaha kunci mencapai sesuatu yang dicita citakan, kegagalan adalah pengalaman dan penilaian orang lain adalah umpan balik untuk meningkatkan diri.

            Menurut kak Nurmansyar Sikande, Budaya dan kesuksesan organisasi bisa sangat dipengaruhi oleh mindset orang orang yang ada dalam organisasi tersebut, jika dianalogikan, organisasi adalah sebuah jam dinding, jam dinding bergerak karena pengaruh gerigi gerigi di dalamnya, setiap gerigi harus berputar sesuai harmoni, tidak ada yang boleh berputar lebih dari yang lain, tidak ada yang lebih tajam, apabila satu gear rusak maka akan mempengaruhi jam keseluruhan. Begitu pula dengan organisasi, setiap elemen harus saling melengkapi, karena jika tidak, akan terjadi penyimpangan dan akan berujung pada organisasi itu mati. Mindset orang yang memegang setir organisasi menentukan arah organisasi berlabuh.

Lalu, apakah mindset bisa diubah?

Bagaimana mengubah fixed mindset menjadi growth mindset?

            Sejatinya tidak ada orang yang betul-betuk memiliki fixed mindset ataupun growth mindset, Seseorang yang saat ini memiliki growth mindset belum tentu akan selamanya memiliki pemikiran tersebut. Demikian juga orang dengan fixed mindset dapat mengubah pola pikirnya. setiap orang punya perpaduan 2 mindset ini dalam dirinya. Namun bagaimana cara membuat growth mindset lebih mendominasi kita? Karena mindset berkaitan dengan alam bawa sadar kita, maka melatih pola pikir positif adalah kunci mengubah mindset kita

  • Selalulah membiasakan diri untuk mengambil sisi positif dari setiap peristiwa yang ada, tidak selamanya apa yang baik menurut kita itu baik
  • Tidak berorientasi pada hasil namun pada proses, jangan jadikan kegagalan sebagai sebuah patokan kemampuan diri. Bangkit dan teruslah berusaha jika tertimpa kegagalan, kalua Kata kata yang sering di ucapkan oleh senior ”terbentur, terbentur, terbentuk”
  • Selalu mencoba hal baru dan perlahan melangkah keluar dari zona nyaman, berusahalan untuk tidak terlalu mengambil pusing atas pendapat orang lain, jadikan pendapat orang lain sebagai bahan pertimbangan tapi jangan ingin disetir. Melakukan hal baru dengan berani bisa dimulai dengan hal hal kecil sehari2.
Komentar Dinonaktifkan pada PROGRESIF#2 (Proaktif terhadap Stigma dan Isu secara Interaktif)