KETUA I,  PROGRAM KERJA

PERSPEKTIF #3

Implementasi Berpikir Kritis Pada Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan

Berangkat dari tema yang diangkat kali ini tentang “Implementasi Berpikir Kritis Pada Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan”. Berdasarkan tema tersebut dapat dibagi menjadi 3 garis besar yaitu implementasi, berpikir kritis, dan agen perubahan atau Agent of Change. Implementasi adalah pengaplikasian atau penerapan. Implementasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan perencanaan dan mengacu pada aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Kemudian yang kedua adalah berpikir kritis atau Critical Thinking. Dalam critical thinking ada 3 poin utama atau faktor pendorong seorang mahasiswa untuk berpikir kritis yaitu problem, thinking, dan solution. Problem atau masalah dapat dijabarkan menjadi isu, pertanyaan, pendapat, dan juga tantangan atau tugas. Seseorang menjadi pemikir kritis biasanya diawali karena adanya problem atau ada masalah yang dihadapi, ada isu yang ingin dicari kebenarannya, ada pertanyaan yang ingin dicari jawabannya, ada pendapat yang ingin diketahui pendapatnya benar atau salah. Dalam proses berpikir atau pada poin kedua thinking dijabarkan menjadi research, listening, dan identify. Research berarti penelitian atau proses mencari informasi, kemudian proses listening atau mendengar dimana menjadi seorang pemikir kritis harus menjadi pendengar yang baik, mendengar untuk didengar dan mengerti untuk dimengerti. Kemudian selanjutnya adalah identify atau mengidentifikasi, mengidentifikasi tentang apa masalahnya.

Menurut Kanda Arung Zabarjad untuk menjadi seseorang yang kritis harus memiliki beberapa sifat penting, yang pertama adalah mental, Apa itu mental? Mental adalah sikap berani dalam menghadapi masalah dan berhubungan dengan jiwa atau psikis. Mental penting untuk dimiliki seorang mahasiswa, karena tanpa mental orang mudah untuk menyerah dalam menghadapi masalah, tanpa mental dalam proses berpikir kritis maka solusi sulit untuk didapatkan. Bahkan, ketika menghadapi masalah saja sudah tidak punya mental, maka bisa dipastikan orang tersebut sulit dalam menghadapi masalahnya tersebut. Yang kedua adalah berpikir terbuka, dimana harus melihat suatu permasalahan bukan dari satu sisi tapi dari segala sisi, menjadi seseorang yang kritis itu harus bisa melihat dari dua sisi tidak hanya melihat dari satu sisi saja. Oleh karena itu, penting untuk seorang mahasiswa untuk memiliki pemikiran yang terbuka untuk menjadi seorang yang memiliki jiwa kritis. Selanjutanya, perlu untuk dapat mengenali lawan, mengapa perlu untuk mengenali lawan? Karena perlu untuk mengetahui kondisi dan situasi orang yang diajak berinteraksi, perlu untuk mengetahui karakteristiknya agar terjalin komunikasi yang baik dari setiap interaksi-interaksi yang dilakukan, karena sejatinya mahasiswa yang kritis juga mahasiswa yang mampu membaca situasi dan kondisi yang terjadi.

Hal yang penting juga adalah Analisis, apa itu Analisis? Analisis merupakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Jadi penting untuk mahasiswa yang memiliki jiwa kritis untuk menganalisis sesuatu keadaan atau kondisi yang sedang terjadi. Menurut Kanda Arung Zabarjad saat forum diskusi dalam kondisi tertentu sangat baik untuk dilakukan Analisa berulang-ulang. Contohnya, sebelum mengucapkan sesuatu atau sebelum mengeluarkan pendapat penting untuk menganalisa berulang kali dipikiran terhadap apa yang ingin dikatakan atau yang ingin dilakukan. Kemudian, hal yang paling penting dalam berpikir kritis juga adalah wawasan, dalam pengimplementasian pemikiran kritis sangat penting untuk seseorang memiliki wawasan yang luas tentang suatu hal. Oleh karena itu, dalam pemecahan masalah atau pencarian solusi terdapat tiga poin penting dalam pemikiran kritis, yaitu berangkat dari hasil Analisa dan juga wawasan yang luas terhadap suatu hal.

Kemudian Solution atau solusi dijabarkan decision making, problem solving, dan evaluation. Decision making atau pengambilan keputusan merupakan awal dari lahirnya sebuah solusi. Pengambilan keputusan terhadap sesuatu dimulai dari hasil-hasil pemikiran kritis yang didasari oleh analisis yang tajam, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dimana semakin kritis seseorang maka pendapat atau argumen yang dipaparkan juga akan semakin kritis dan berbobot. Setelah pengambilan keputusan yang dilakukan akan melahirkan problem solving dari sebuah permasalahan. Kemudian penjabaran terakhir dari solution adalah evaluation atau evaluasi. Evaluasi adalah hal yang sangat penting setelah pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah. Evaluasi yang bermakna pengumpulan dan pengamatan dari berbagai macam bukti untuk mengukur dampak dan efektivitas dari suatu metode yang telah diterapkan dalam proses mendapatkan solusi.

Kemudian timbullah pertanyaan seberapa pentingkah seorang mahasiswa untuk mempunyai pemikiran kritis? Pada dasarnya problem atau masalah sewaktu-waktu akan dialami oleh seorang mahasiswa dan tanpa diketahui kapan datangnya sebuah masalah. Oleh karena itu, penting untuk mahasiswa memiliki bekal mental berpikir kritis yang baik dan didukung oleh wawasan yang luas, maka akan lebih mudah dalam menyelesaikan suatu masalah dan tidak mudah terbawa arus serta tidak berperilaku negatif ketika mahasiswa ditimpa sebuah permasalahan dan bisa mencari solusi dari permasalahan tersebut. Selain itu, berpikir kritis merupakan salah satu softskill atau basic skill yang dapat menunjang kesuksesan dan memudahkan mahasiswa bila di dunia kerja nantinya.

Selanjutnya yaitu agen perubahan atau agent of change yaitu salah satu peran mahasiswa yang diharapkan dapat menjadi generasi penerus bangsa yang mampu membuat perubahan-perubahan positif untuk masyarakat. Mahasiswa sebagai agent of change diharapkan perlu membangun kesadaran akan potensinya dan tidak diam saja ketika melihat realita sosial juga tidak mudah percaya arus informasi yang masih belum kejelasannya.

Bagaimana cara menjadi mahasiswa yang kritis? Mulailah bertanya tidak hanya tentang What atau who, Tapi mulailah bertanya tentang How atau bagaimana dan juga sering menjawab-menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh siapa pun dan juga selalu lakukan metode analisis berulang-ulang. Hal tersebut adalah wadah untuk melatih pola pikir menjadi lebih kritis. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut selalu berpikir kritis karena dapat membantu mahasiswa mempelajari masalah dan cara menyelesaikan masalah tersebut secara sistematis dan terstruktur yang akan melahirkan solusi-solusi dari berbagai problem yang dihadapi dan juga dampak dari pemikiran-pemikiran kritis tersebut yang nantinya akan membawa perubahan, baik itu perubahan untuk dirinya maupun perubahan di lingkup masyarakat dan negara.

Komentar Dinonaktifkan pada PERSPEKTIF #3